Pemantauan
kualitas udara ambien melalui Air Quality
Management System (AQMS) di 10 kota (daerah) di Indonesia (Jakarta,
Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, Pekanbaru, Jambi, Pontianak dan
Palangkaraya) sudah dimulai sejak tahun
1999. Namun, sampai saat ini pemantauan dan pengukuran kualitas udara di beberapa kota di Indonesia masih tidak efektif,
hal ini disebabkan oleh peralatan / spare part
yang telah aus (habis masa pakainya) serta komitmen daerah yang kurang dalam
pembiayaan operasional stasiun serta petugasnya. Sedangkan di 7 kota lainnya
ada beberapa stasiun yang masih aktif beroperasi tapi datanya tidak dapat
dikirim ke Main Center yang antara lain disebabkan oleh jaringan telpon dari
stasiun ke Regional center.
Peralatan AQMS di Pekanbaru terdiribdari 3 fix
stasiun, 1 mobile stasiun dan 2 publik data display, juga dilengkapi dengan
1 regional data center dan 1 regional calibration
center. Pengelolaan Kualitas Udara dan Pengendalian Pencemaran Udara secara kontinyu adalah sangat penting karena berdampak pada kesehatan manusia.
Kualitas udara ambien ditentukan oleh beberapa faktor seperti faktor meteorology, demografi, cuaca dan sumber emisi.
Informasi yang dipakai untuk mengindikasikan kondisi kualitas
udara ambien salah satunya adalah Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). ISPU
adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas
udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kapada dampak
terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan mahluk hidup lainnya. Parameter
yang dipakai untuk menghitung ISPU adalah seperti yang termuat didalam:
Kep-45/MENLH/10/1997 dan Kep-107/KABAPEDAL/11/1997 yaitu: Partikulat Matter ukuran 10 mikron (PM10), Karbon Monoksida (CO),
Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2) dan Ozon
(O3).
Pembangunan daerah merupakan bagian yang terintegrasi dan
tidak dapat dihindari. Pembangunan daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan
nasional secara keseluruhan. Dewasa ini perkembangan pembangunan daerah telah
berlangsung dengan pesat dan diperkirakan akan terus berlanjut. Saat ini kota
Pekanbaru telah berubah status menjadi kota besar. Hal ini berarti pencemaran
udara juga sedang mengancam kota Pekanbaru. Masuknya polutan ke dalam udara
selalu menyebabkan perubahan kualitas udara. Walau demikian, masukan polutan
tersebut tidak selalu dapat menyebabkan pencemaran udara. Mengacu pada definisi
resminya, pencemaran udara baru terjadi jika masukan polutan menyebabkan mutu
udara turun sampai ke tingkatan yang menyebabkan fungsinya terhambat. Misalnya,
sampai ke tingkatan di mana kesehatan manusia terganggu, atau lingkungan tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Berubahnya kualitas udara akan menyebabkan
timbulnya beberapa dampak lanjutan, baik terhadap kesehatan manusia dan makhluk
hidup lainnya, aspek estetika udara, keutuhan bangunan, dan lainnya.
Dampak terhadap
kesehatan manusia yang banyak terjadi adalah iritasi mata dan gangguan Infeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA), seperti hidung berair, radang
batang tenggorokan, dan bronkitis. Partikel berukuran kecil dapat masuk sampai ke paru-paru dan kemudian menyebar melalui sistem
peredaran darah ke seluruh
tubuh. Gas CO, jika bercampur dengan hemoglobin, akan mengganggu transportasi oksigen. Partikel timbale akan mengganggu pembentukan sel darah
merah.
Dengan
perkembangan yang pesat teknologi telekomunikasi, teknologi jaringan dan
teknologi penginderaan (sensor) jarak jauh, sistem pemantauan kualitas udara
dapat dirancang secara real time. Saat ini system pemantauan tanpa kabel yang
berkembang adalah dengan menggunakan system GSM, GPRS, Zigbee, RF, WiFi, dan
lain-lainnya. Sistem pemantauan dengan menggunakan teknologi Zigbee sedang
hangatnya dibicarakan dikalangan peneliti, hal ini karena teknologi ini
memberikan banyak kelebihan seperti komsumsi listrik yang kecil dibandingkan
dengan teknologi lainnya.
Sistem jaringan sensor tanpa kabel berbasiskan Zigbee terdiri dari nodes
(Waspmote) yang terhubung langsung dengan Zigbee Gateway sebagai media
komunikasi. Zigbee sebagai coordinator jaringan yang mengatur dan
menginisialisasi jaringan dan memastikan setiap nodes terhubung dengannya. Dari
hasil pemantauan kualitas polusi udara dari nodes, maka data akan di konversi
ke Indeks Standar Polusi Udara.
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.