Sunday, October 4, 2015

Teknologi Pemantauan kualitas udara



Pemantauan kualitas udara ambien melalui Air Quality Management System (AQMS) di 10 kota (daerah) di Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, Pekanbaru, Jambi, Pontianak dan Palangkaraya) sudah dimulai sejak tahun 1999. Namun, sampai saat ini pemantauan dan pengukuran kualitas udara di beberapa kota di Indonesia masih tidak efektif, hal ini disebabkan oleh peralatan / spare part yang telah aus (habis masa pakainya) serta komitmen daerah yang kurang dalam pembiayaan operasional stasiun serta petugasnya. Sedangkan di 7 kota lainnya ada beberapa stasiun yang masih aktif beroperasi tapi datanya tidak dapat dikirim ke Main Center yang antara lain disebabkan oleh jaringan telpon dari stasiun ke Regional center.


Peralatan AQMS di Pekanbaru  terdiribdari 3 fix stasiun, 1 mobile stasiun dan 2 publik data display, juga dilengkapi  dengan 1 regional data center dan 1 regional calibration center. Pengelolaan Kualitas Udara dan Pengendalian Pencemaran Udara secara kontinyu adalah sangat penting karena berdampak pada kesehatan manusia. Kualitas udara ambien ditentukan oleh beberapa faktor seperti faktor meteorology, demografi, cuaca dan sumber emisi.
Informasi yang dipakai untuk mengindikasikan kondisi kualitas udara ambien salah satunya adalah Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). ISPU adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kapada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan mahluk hidup lainnya. Parameter yang dipakai untuk menghitung ISPU adalah seperti yang termuat didalam: Kep-45/MENLH/10/1997 dan Kep-107/KABAPEDAL/11/1997 yaitu: Partikulat Matter ukuran 10 mikron (PM10), Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2) dan Ozon (O3).
Pembangunan daerah merupakan bagian yang terintegrasi dan tidak dapat dihindari. Pembangunan daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dewasa ini perkembangan pembangunan daerah telah berlangsung dengan pesat dan diperkirakan akan terus berlanjut. Saat ini kota Pekanbaru telah berubah status menjadi kota besar. Hal ini berarti pencemaran udara juga sedang mengancam kota Pekanbaru. Masuknya polutan ke dalam udara selalu menyebabkan perubahan kualitas udara. Walau demikian, masukan polutan tersebut tidak selalu dapat menyebabkan pencemaran udara. Mengacu pada definisi resminya, pencemaran udara baru terjadi jika masukan polutan menyebabkan mutu udara turun sampai ke tingkatan yang menyebabkan fungsinya terhambat. Misalnya, sampai ke tingkatan di mana kesehatan manusia terganggu, atau lingkungan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Berubahnya kualitas udara akan menyebabkan timbulnya beberapa dampak lanjutan, baik terhadap kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya, aspek estetika udara, keutuhan bangunan, dan lainnya.
Dampak terhadap kesehatan manusia yang banyak terjadi adalah iritasi mata dan gangguan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), seperti hidung berair, radang batang tenggorokan, dan bronkitis. Partikel berukuran kecil dapat masuk sampai ke paru-paru dan kemudian menyebar melalui sistem peredaran darah ke seluruh tubuh. Gas CO, jika bercampur dengan hemoglobin, akan mengganggu transportasi oksigen. Partikel timbale akan mengganggu pembentukan sel darah merah.
Dengan perkembangan yang pesat teknologi telekomunikasi, teknologi jaringan dan teknologi penginderaan (sensor) jarak jauh, sistem pemantauan kualitas udara dapat dirancang secara real time. Saat ini system pemantauan tanpa kabel yang berkembang adalah dengan menggunakan system GSM, GPRS, Zigbee, RF, WiFi, dan lain-lainnya. Sistem pemantauan dengan menggunakan teknologi Zigbee sedang hangatnya dibicarakan dikalangan peneliti, hal ini karena teknologi ini memberikan banyak kelebihan seperti komsumsi listrik yang kecil dibandingkan dengan teknologi lainnya.
Sistem jaringan sensor tanpa kabel berbasiskan Zigbee terdiri dari nodes (Waspmote) yang terhubung langsung dengan Zigbee Gateway sebagai media komunikasi. Zigbee sebagai coordinator jaringan yang mengatur dan menginisialisasi jaringan dan memastikan setiap nodes terhubung dengannya. Dari hasil pemantauan kualitas polusi udara dari nodes, maka data akan di konversi ke Indeks Standar Polusi Udara.
Teknologi Pemantauan kualitas udara Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Dedy Fermana

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.