Thursday, May 5, 2016

Fungsi Contactor

Contactor merupakan peralatan listrik yang memiliki banyak fungsi, adapun fungsi contactor akan saya bahas pada tulisan saya kali ini. Anda dapat membaca artikel saya agar paham apa fungsi dari contactor tersebut.

Seperti pada tulisan saya sebelumnya tentang cara kerja magnetic contactor yang bisa anda baca di situs saya ini.

Cara kerja sebuah contactor menggunakan prinsip kerja medan elektromagnetic.

Medan electromagnetic inilah nantinya yang akan menaric contact yang terdapat pada contactor sehingga terminal-terminal NO (Normally Open) dan NC (Normally Close) yang terdapat pada contactor dapat tersambung.

Dari cara kerja inilah dibuat sebuah contactor yang akan digunakan untuk menghidupkan atau mematikan sebuah beban listrik yang terpasang pada contactor.

Fungsi contactor digunakan secara umum adalah untuk:
  1. Penerangan
  2. Pemanas
  3. Pengontrolan motor-motor listrik

Menurut fungsinya jenis-jenis Contactor terdiri atas 2 jenis. Adapun jenis-jenis contactor bisa anda lihat pada penjelasan di bawah ini:
  1.     Contactor 1 Phase
  2.     Contactor 3 Phase
Contactor 1 phase biasanya digunakan untuk mengendalikan peralatan listrik AC 1 phase, contactor 3 phase berguna untuk mengendalikan peralatan listrik AC 3 phase.

Dari jenis-jenis kontaktor ini banyak dibuat aplikasi pengontrolan beban-beban listrik. Aplikasi / Rangkaian kontrol yang umum digunakan seperti:
  1. Pengontrolan motor listrik 1 phasa secara langsung
  2. Pengontrolan motor 3 phasa start delta
  3. Pengontrolan oven pada peralatan laboratorium.
  4. Dan pengontrolan-pengontrolan lainnya yang akan saya bahas pada tulisan saya nantinya
  5.  
Cara Kerja Kontrol beban listrik menggunakan contact NO, Adapun cara kerja kontrol beban listrik menggunakan contact NO dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Kontrol beban listrik menggunakan contact NO
Gambar Kontrol beban listrik menggunakan contact NO

Cara Kerja Kontrol beban listrik menggunakan contact NO untuk menghidupkan lampu.

Dari Gambar pengontrolan beban dengan NO contact yang anda lihat di atas. 

Gambar tersebut merupakan penggunaan contactor untuk mengontrol beban lampu dengan menggunakan Normally Open (NO) contact. 

Ketika push button (ketika ditekan nyambung, ketika dilepaskan terputus) ON ditekan, tegangan 220V dengan 0/N akan tersambung akibatnya terminal A1 dan A2 (coil / control circuit) akan mendapatkan tegangan 220 V coil yang terdapat di dalam contactor akan dialiri listrik yang akan membuat medan magnet (inti besi) menarik contact yang mulanya Normally Open (NO) menjadi Close. Contact K1 yang mulanya terbuka (NO) K1(1,2),K1(3,4), K1(5,6), K1(13,14) akan menutup (NC) yang menghidupkan beban lampu L1,L2 dan L3. 

Ketika push button ON di lepaskan, push button akan terbuka dan contactor masih mendapat suplai listrik dari contact K1(13,14). 


Gambar di bawah adalah keadaan setelah push button ON ditekan. 

Ketika push button OFF ditekan maka aliran listrik yang menuju contactor K1 akan terputus sehingga arus yang mengalir ke contactor K1 menjadi 0 yang mana terminal A1 dan A2 tidak mendapat supplai tegangan. 

Kondisi inilah yang membuat contactor dalam posisi off yang mana semua contactnya akan membuka.

keadaan setelah push button on ditekan
keadaan setelah push button on ditekan

Contactor banyak digunakan di industri, penggunaan contactor di industri biasanya untuk mengontrol beban listrik seperti motor-motor listrik. 

Motor listrik yang dikontrol menggunakan contactor terdiri dari motor 1 phasa maupun motor listrik 3 phasa. Adapun sistem pengontrolan motor listrik yang banyak digunakan di industri seperti

  1. Pengontrolan starting motor listrik menggunakan metoda star delta
  2. Pengontrolan motor listrik secara langsung yang dinamakan dengan starting DOL
  3. Pengontrolan starting motor menggunakan autotransformator


Selain untuk  mengendalikan motor-motor listrik yang berkapasitas daya besar, comtactor digunakan untuk starting motor yang berdaya besar, hal ini dimaksudkan agar saat motor listrik tersebut start yang mana arus start suatu motor memakan arus sebesar 6-8 kali arus nominal, sehingga sangat berpengaruh terhadap sensor dan peralatan elektronik lainnya. 

Hal ini menyebabkan kegagalan fungsi dan pembacaan pada peralatan-peralatan elektronik karena peralatan elektronik sangat sensitif terhadap lonjakan arus secara tiba-tiba.


Dari tulisan di atas, kontaktor digunakan sebagai pengontrol atau otomasi.

Dalam hal otomasi biasanya contactor dihubungkan dengan contactor lainnya atau dihubungkan dengan peralatan lainnya seperti sensor, timer on delay, timer off delay, alarm, proteksi dan lain sebagainya. 

Pembuatan otomasi ini berguna agar sistem dapat bekerja sesuai dengan sistem yang diharapkan oleh industri. 

Penggunaan otomasi menggunakan contactor ini biasanya dapat kita lihat pada insdustri-industri seperti pembuatan sistem packing, pembuatan sistem converyor yang melibatkan limit switch, atau sensor infra red dan timer, pembuatan starting motor dengan metoda start star(bintang) dan delta (segitiga)

Demikianlah tulisan saya kali ini tentang fungsi contactor.

Mudah-mudahan anda mengerti dan faham bagaimana fungsi contactor untuk industri.

Sehingga bisa dijadikan acuan dalam membangus sistem otomasi dalam dunia industri.



Fungsi Contactor Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Dedy Fermana

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.